Culture Shock: Kebiasaan “Once-Worn” yang Bikin Kaget!
tumbnail-culture-shock

Culture Shock: Kebiasaan “Once-Worn” yang Bikin Kaget!

Ketika kita mendengar kata “culture shock“, biasanya yang terbayang adalah perbedaan besar antara kebiasaan kita dengan kebiasaan orang lain di negara yang berbeda. Salah satu budaya yang mungkin mengejutkan banyak orang adalah kebiasaan sebagian orang di negara Barat yang memakai baju sekali pakai langsung buang. Budaya ini, meskipun tidak universal, cukup menarik untuk dibahas dan dipahami.

Apa Itu Kebiasaan “Once-Worn”?

Kebiasaan “once-worn” atau memakai baju sekali pakai lalu dibuang adalah praktik di mana seseorang mengenakan pakaian hanya satu kali sebelum membuangnya. Kebiasaan ini bukan berarti pakaian tersebut langsung dibuang ke tempat sampah, melainkan bisa juga dijual kembali, didonasikan, atau didaur ulang. Namun, tetap saja konsep dasarnya adalah pakaian tersebut tidak akan dikenakan lagi oleh pemilik aslinya.

Mengapa Kebiasaan Ini Ada?

Tren Fashion Cepat: Industri fashion cepat atau “fast fashion” mendorong konsumen untuk selalu mengikuti tren terbaru. Pakaian yang diproduksi dalam jumlah besar dan dijual dengan harga murah membuat orang cenderung membeli lebih banyak dan lebih sering. Merek-merek besar seperti Zara, H&M, dan Forever 21 dikenal dengan model bisnis ini, di mana mereka merilis koleksi baru setiap beberapa minggu sekali.

Ketersediaan dan Kemudahan: Di banyak negara Barat, pakaian sangat mudah diakses dengan berbagai pilihan dan harga yang terjangkau. Ini membuat orang merasa tidak ada kebutuhan untuk menyimpan pakaian lama. Toko-toko yang menawarkan diskon besar dan penjualan akhir musim mendorong konsumen untuk terus membeli pakaian baru.

Pengaruh Media Sosial: Era media sosial mengedepankan penampilan dan tren. Banyak orang ingin tampil selalu segar dengan gaya yang berbeda di setiap unggahan mereka. Fenomena ini dikenal sebagai “outfit repeating stigma,” di mana memakai pakaian yang sama berulang kali dianggap kurang menarik. Influencer dan selebriti sering kali memamerkan pakaian baru di setiap unggahan, yang semakin memperkuat dorongan untuk selalu memiliki sesuatu yang baru.

Konsumerisme: Budaya konsumerisme yang kuat juga memainkan peran penting. Orang sering kali merasa terdorong untuk terus membeli barang baru meski barang lama masih layak pakai. Perusahaan-perusahaan fashion cepat juga menggunakan strategi pemasaran agresif untuk mendorong konsumen membeli lebih banyak.

Dampak Negatif Kebiasaan Ini

Lingkungan: Kebiasaan ini berdampak buruk pada lingkungan. Industri fashion adalah salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia.Pakaian yang dibuang menambah beban tempat pembuangan akhir dan membutuhkan waktu lama untuk terurai. Selain itu, proses produksi pakaian, terutama dari bahan sintetis, melepaskan mikroplastik ke lingkungan yang berbahaya bagi ekosistem.

Sumber Daya: Produksi pakaian membutuhkan banyak sumber daya termasuk air dan energi.Semakin banyak pakaian yang diproduksi dan dibuang, semakin besar pula dampak negatif terhadap alam. Misalnya, untuk membuat satu kaos katun diperlukan sekitar 2.700 liter air, jumlah yang sama yang dikonsumsi oleh satu orang selama lebih dari dua tahun.

Eksploitasi Tenaga Kerja: Banyak pakaian cepat diproduksi di negara berkembang dengan kondisi kerja yang tidak layak. Permintaan tinggi akan pakaian murah sering kali mengorbankan kesejahteraan pekerja. Mereka bekerja dalam kondisi buruk, dengan upah rendah, dan sering kali tanpa perlindungan yang memadai.

Kualitas Pakaian: Pakaian yang diproduksi secara massal dengan harga murah sering kali memiliki kualitas yang rendah. Ini berarti pakaian tersebut tidak tahan lama dan cepat rusak, yang kemudian mempercepat siklus beli-buang.

Bagaimana Menyikapinya?

Kesadaran Konsumen: Menjadi konsumen yang sadar adalah langkah pertama. Pertimbangkan untuk membeli pakaian dari merek yang berkomitmen pada keberlanjutan dan etika. Cari tahu tentang asal-usul produk yang Anda beli dan pilih merek yang transparan mengenai proses produksinya.

Memilih Kualitas Bukan Kuantitas: Fokus pada membeli pakaian berkualitas tinggi yang tahan lama daripada membeli banyak pakaian murah yang cepat rusak.Meskipun mungkin lebih mahal di awal, pakaian berkualitas tinggi cenderung bertahan lebih lama dan memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dalam jangka panjang.

daur-ulang
Daur Ulang dan Donasi: Sebelum memutuskan untuk membuang pakaian, pikirkan untuk mendonasikannya atau mendaur ulangnya. Banyak organisasi yang menerima pakaian bekas untuk didistribusikan kepada yang membutuhkan. Selain itu, banyak merek fashion yang sekarang memiliki program daur ulang di mana Anda dapat mengembalikan pakaian lama untuk didaur ulang menjadi produk baru.

Mendukung Mode Berkelanjutan: Mendukung merek dan gerakan mode berkelanjutan bisa membantu mengurangi dampak negatif industri fashion. Cari tahu lebih banyak tentang merek yang memiliki praktik ramah lingkungan dan beretika. Merek seperti Patagonia dan Stella McCartney dikenal dengan komitmen mereka terhadap keberlanjutan.

Mengurangi Konsumsi: Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi dampak lingkungan adalah dengan mengurangi konsumsi. Beli hanya pakaian yang benar-benar Anda butuhkan dan hindari godaan untuk membeli pakaian hanya karena diskon atau tren.

merawat-pakaian
Merawat Pakaian: Merawat pakaian dengan baik dapat memperpanjang masa pakainya. Ikuti petunjuk perawatan pada label pakaian dan perbaiki pakaian yang rusak daripada langsung membuangnya.

Mendukung Secondhand dan Vintage: Membeli pakaian secondhand atau vintage adalah cara lain untuk mengurangi dampak lingkungan. Pakaian secondhand sering kali lebih murah dan dengan membeli pakaian ini, Anda membantu mengurangi permintaan akan pakaian baru.

Menggunakan Jasa Penyewaan Pakaian: Jasa penyewaan pakaian menjadi semakin populer, terutama untuk acara-acara khusus seperti pesta atau pernikahan. Dengan menyewa pakaian, Anda dapat tampil modis tanpa harus membeli pakaian baru yang hanya akan dipakai sekali.

Contoh Kasus:

Industri Fashion Cepat dan Dampaknya
Industri fashion cepat adalah salah satu contoh nyata bagaimana kebiasaan “once-worn” berdampak besar. Merek-merek seperti Zara, H&M, dan Forever 21 adalah pionir dalam model bisnis ini. Mereka memproduksi pakaian dalam jumlah besar dengan harga yang sangat terjangkau, membuat tren fashion baru dapat diakses oleh semua orang. Namun, di balik harga murah tersebut, ada biaya yang tinggi terhadap lingkungan dan sosial.

Pakaian yang diproduksi secara massal ini sering kali berkualitas rendah dan memiliki umur pakai yang pendek. Konsumen terdorong untuk terus membeli pakaian baru karena tren fashion yang cepat berubah dan harga yang murah. Ini menciptakan siklus konsumsi yang tidak berkelanjutan dan meningkatkan jumlah limbah tekstil.

Di sisi lain, pekerja di negara berkembang yang memproduksi pakaian ini sering kali bekerja dalam kondisi yang buruk. Upah rendah, jam kerja panjang, dan kondisi kerja yang tidak aman adalah hal yang biasa di pabrik-pabrik fashion cepat. Eksploitasi tenaga kerja ini merupakan masalah besar yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari konsumen dan pemerintah.

 

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Memahami kebiasaan “once-worn” dan dampaknya membantu kita untuk lebih bijak dalam menyikapi tren fashion. Budaya ini mungkin terdengar aneh bagi banyak orang, terutama di negara yang budaya pakaiannya sangat berbeda. Namun, dengan lebih banyak kesadaran dan tindakan proaktif, kita bisa mengurangi dampak negatif budaya ini dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Penting untuk diingat bahwa setiap tindakan kecil bisa berdampak besar. Mulai dari memilih untuk membeli pakaian berkualitas tinggi yang tahan lama, mendaur ulang atau mendonasikan pakaian yang tidak terpakai, hingga mendukung merek yang berkomitmen pada keberlanjutan, semua langkah ini bisa membantu mengurangi dampak negatif industri fashion.

keseimpulan

Kesimpulan

Kebiasaan memakai baju sekali pakai lalu buang mungkin terdengar aneh bagi banyak orang terutama di negara yang budaya pakaiannya sangat berbeda. Namun, memahami latar belakang dan dampaknya bisa membantu kita lebih bijak dalam menyikapi tren fashion. Dengan lebih banyak kesadaran dan tindakan proaktif, kita bisa mengurangi dampak negatif budaya ini dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Industri fashion cepat telah menciptakan fenomena di mana pakaian dianggap sebagai barang sekali pakai. Kebiasaan ini berdampak buruk pada lingkungan, sumber daya alam, dan tenaga kerja di negara berkembang. Namun, dengan menjadi konsumen yang lebih sadar dan bijaksana, kita dapat membantu mengurangi dampak negatif ini.

Sebagai konsumen, kita memiliki kekuatan untuk membuat perubahan. Dengan memilih untuk mendukung merek yang berkomitmen pada keberlanjutan, membeli pakaian berkualitas tinggi, dan mengurangi konsumsi pakaian baru, kita bisa berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil. Jadi, mari kita mulai dari diri sendiri dan membuat perubahan kecil yang bisa berdampak besar.

 


Bagikan Artikel Ini

Artikel Lainnya

Bahan Activewear: Panduan Lengkap Memilih Material Olahraga

Bahan activewear menjadi faktor penentu utama kenyamanan saat berolahraga. Ketika tubuh mengeluarkan keringat, material yang tidak tepat justru membuat gerak terbatas dan menimbulkan bau tidak sedap.  Artikel ini membahas berbagai jenis bahan activewear populer, cara memilih yang sesuai kebutuhan, hingga tips merawatnya. Apa Itu Bahan Activewear?ContentsApa Itu Bahan Activewear?Jenis Bahan Activewear TerpopulerPolyester: Raja Bahan OlahragaPolymesh: […]

Lihat Selengkapnya

Katun Combed: Panduan Lengkap Jenis, Kelebihan & Cara Memilih [2025]

Katun combed adalah bahan kain premium yang menjadi favorit industri tekstil Indonesia. Terbuat dari 100% serat kapas murni dengan proses penyisiran khusus, kain katun combed menghasilkan tekstur lembut dan nyaman untuk pakaian sehari-hari.  Panduan ini akan membantu kamu memahami jenis, kelebihan, dan cara memilih bahan combed yang tepat. Apa Itu Katun Combed?ContentsApa Itu Katun Combed?Proses […]

Lihat Selengkapnya

Bahan Sportswear Terbaik untuk Atlet Profesional

Bahan sportswear menjadi faktor penentu performa atlet profesional di lapangan. Memilih bahan sportswear yang tepat tidak hanya soal kenyamanan, tetapi juga berdampak langsung pada hasil latihan dan kompetisi. Artikel ini membahas jenis bahan sportswear terbaik beserta cara memilihnya sesuai kebutuhan olahraga Anda. Mengapa Kualitas Bahan Sportswear Sangat Penting?ContentsMengapa Kualitas Bahan Sportswear Sangat Penting?Teknologi Terkini dalam […]

Lihat Selengkapnya

JakCloth Year End Sale 2025: Destinasi Wajib Tutup Tahun di Cikarang

Akhir tahun selalu menjadi momen yang paling ditunggu untuk melepas penat setelah setahun penuh beraktivitas. Tidak perlu bingung mencari hiburan yang lengkap karena JakCloth kembali hadir dengan konsep Year End Sale yang spektakuler. Acara ini bukan sekadar bazar baju biasa, melainkan sebuah festival besar yang menggabungkan pesta belanja, konser musik, dan wisata kuliner dalam satu […]

Lihat Selengkapnya